Wakil Ketua DPRD Sulteng Angkat Bicara soal Candaan Rektor UNM tentang Bungku
Candaan Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) yang menirukan gerakan membungkuk saat mendengar nama Bungku menuai kecaman. Wakil Ketua DPRD Sulteng, Syarifudin Hafid angkat bicara.

Sulawesi Tengah — Maraknya sorotan publik terhadap candaan Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) yang menirukan gerakan membungkuk saat mendengar nama daerah Bungku, menuai kecaman luas. Aksi tersebut dinilai tidak pantas, terlebih dilakukan oleh seorang pimpinan perguruan tinggi yang semestinya menjadi teladan.
Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tengah, Syarifudin Hafid, yang juga merupakan putra asli Bungku, turut angkat bicara. Ia menegaskan bahwa nama daerah bukanlah bahan candaan, melainkan identitas kolektif yang erat kaitannya dengan sejarah, budaya, dan martabat masyarakatnya.
“Kalau bicara etika komunikasi dan hukum sosial–kultural, nama daerah tidak selayaknya dijadikan bahan candaan. Itu bagian dari identitas, sehingga mempermainkannya bisa dipandang sebagai pelecehan simbolik,” ujar Syarifudin.
Menurutnya, tindakan semacam itu bukan hanya berpotensi menyinggung harga diri masyarakat, tetapi juga dapat memicu ketegangan sosial di tengah masyarakat. Ia menekankan pentingnya norma kesopanan dalam komunikasi publik, terutama di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi penghormatan terhadap daerah, suku, dan simbol-simbol adat.
Syarifudin mengingatkan bahwa tokoh publik hendaknya lebih berhati-hati dalam bersikap maupun berucap. Candaan yang menyentuh identitas daerah, suku, atau budaya berpotensi menimbulkan masalah sosial, bahkan berimplikasi pada konsekuensi hukum. Ia juga mengajak semua pihak untuk menjaga keberagaman dengan saling menghormati demi persatuan dan martabat bersama.